Dream Artifact #01

              “Kota eistranta adalah kota yang sangat maju, semua bangunan disana memiliki beberapa pohon atau tanaman hias, kota eistranta memiliki sebutan kota hutan karena kota eistrana sangat bersahabat dengan alam. Kota eistrana memiliki mitos, konon kota eistrana sekarang ini berada di tempat yang sama dengan ledakan misterius yang menghancurkan hampir 70% umat manusia, ledakan itu juga mengakibatkan sisa manusia yang selamat kehilangan ingatanya, dan juga membuat dunia kembali ke era praaksara.” ucap Renica saat membaca buku yang dia pinjam dari ayahnya, “Hm aku rasa ini sangat mirip dengan mimpiku kemarin malam” ucap renica sambil membalik buku. ini sudah waktunya untuk tidur, aku berganti baju dengan baju tidur berwarna pink kesukaanku, aku memastikan alarm smart phone ku aktif untuk besok, karena besok adalah hari pertamaku masuk sma, aku sangat tegang!, aku mulai menaruh smart phone ku di tempat pengisian daya pintar, lalu menarik selimut di tempat tidurku. Aku mulai menguap dan mulai memikirkan hal fantasi seperti jerapah yang memiliki sayap atau kucing yang memiliki tubuh berotot, aku tau itu kedengaran aneh kan?, ahaha aku suka membiarkan imajinasiku bebas sebelum tidur.

              “Hoam, ah sudah pagi, tunggu apa yang terjadi pada kamarku?, apakah ayah mendekorasinya saat aku tidur?” ucap renica dengan suara mengantuk. Aku masih setengah tertidur jadi aku tidak terlalu menghiraukanya, ayahku suka mendekorasi  ruangan jadi aku rasa itu bukan hal yang aneh. Aku memanggil ayah sambil memakai sendal kelinci, saat aku berjalan turun dari tangga, entah bagaimana kepala ku mulai pusing, aku memegang pegangan tangga sambil menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, tiba-tiba mulai muncul suara dengungan dan pandanganku mulai kabur, aku mulai perlahan duduk dengan tetap memegang pegangan lantai.

Setelah beberapa saat, kepalaku mulai membaik, untungnya aku tidak jatuh dari tangga. Aku perlahan membuka mataku, pandanganku perlahan menjadi jelas, aku sangat terkejut dan mulai panik, badanku bergemetar dipenuhi rasa takut, aku melihat tangga dan ruangan disekitarku berubah, aku mulai mendengar suara orang sedang mengobrol di bawah tangga, aku perlahan menuruni anak tangga dengan detak jantung yang sangat kencang, aku mulai mengatur nafasku dan mulai mengintip melalui celah, aku melihat sekumpulan orang dengan pakaian ilmuan sedang berdebat hebat, salah satu dari mereka mendorong lawan bicaranya sampai terbentur besi dan pingsan, aku mencoba menahan mulutku untuk berteriak, semua orang mulai mencoba mengaktifkan alat besar berbentuk lingkaran ditengah mereka, suasana mulai menjadi panas, dan aku harus mencari cara untuk keluar dari ruangan ini, setelah aku hampir berhasil keluar dengan sembunyi-sembunyi, aku mendengar suara dengingan yang sangat keras, aku menutupi kupingku dan berteriak karena telingaku terasa sangat sakit, aku berteriak sampai aku tidak bisa mendengar teriakanku sendiri, cahaya putih mulai muncul dari tengah ruangan, aku memejamkan mataku karena cahaya itu, aku rasa itu berasal dari alat itu, aku berusaha berlari, tetapi, badanku terasa tidak bisa kugerakan. Suasana mulai mereda, aku rasa aku sudah tuli karena suara itu, aku rasa cahaya itu mulai menghilang, aku mulai membuka mata, yang kulihat membuatku terpaku, suasana hening dengan suara berdenging yang mulai memudar, latar belakang yang cerah dengan lantai tanah seperti kawah, apakah kejadian itu menghancurkan ruangan tadi?, atau mungkin, apakah aku sudah mati?, aku mulai melihat benda seperti bola hitam aneh yang melayang, aku mulai menghampiri bola besar aneh itu dan melihat samar samar hal aneh seperti bergerak di sampingnya, benda itu transparan dan mulai membentuk wujud, mereka terus berputar dan membuat bola hitam itu mulai memudar sampai akhirnya hilang, salah satu dari mereka melihatku.

              Disaat bersamaan aku mendengar lagu yang sangat familiar, lagu itu mulai terdengar jelas dan semakin jelas, lalu aku seketika seperti terjatuh dan bangun dari tidurku. “huff untung cuma mimpi.” Ucap renica yang sangat berkeringat, aku sangat lega itu hanyalah mimpi dan suara lagu itu hanyalah alaram smart phoneku, tetapi itu terasa sangat nyata dan aku masih mengingat mimpi itu dengan sangat detail, aku pernah mempikan ini tetapi mimpi ini semakin terasa nyata setiap aku mempimpikanya lagi. Aku berusaha mengabaikan itu dengan bergegas mengambil handuk dan mandi, aku memakan sarapan seperti biasa lalu menaiki bus untuk pergi ke sekolah, “ah aku harap bisa mendapat teman yang baik nanti.” Ucap renica dalam hati.

              Setelah beberapa menit aku akhirnya sampai disekolah, “aroma yang menyegarkan.” Ucap renica dalam hati sembari menghembuskan nafas, ngomong-ngomong aku juga suka menggunakan jepit rambut terutama yang berbentuk bunga, jepit rambut ini spesial karena jepit rambut bunga ini satu-satunya peninggalan nenek ku, hari ini aku menggunakan parfum baru, parfum ini adalah hadiah dari ayahku, baunya seperti popcorn dan sedikit mint, baunya sangat tidak mencolok dan aku sangat menyukainya.

Seorang perempuan tiba-tiba menghampiriku dan aku merasa sedikit gugup, “Hai kamu terlihat imut, namamu siapa?, namaku Yole, salam kenal orang asing!.” Ucap Yole dengan nada yang bersemangat dan ceria, “orang asing?, um, oh namaku Renica salam kenal Yole!.” Ucap Renica dengan nada panik dan grogi, “renica jangan tegang begitu, anggap aku teman lamamu okey?” Balas Yole dengan nada bercanda, “oh anyway, siapa kamu sebenarnya?.” sambung Yole dengan tatapan yang berubah menjadi sinis, “maaf?.” Ucap Renica dengan ekspresi bingung dan sedikit takut, Yole menatap renica tanpa berbicara apapun. “Ahahaha ngga apa-apa, cuma bercanda kok!, yuk masuk!.” Ujar Yole dengan nada bercanda dan sedikit tawa, “oh okey hehehe.” Ujar renica dengan ekspresi yang tidak nyaman. Aku rasa ada yang aneh dengan yole, tapi setidaknya aku rasa dia orang baik, kami pun menuju ke kelas, yole pun berjalan di depanku aku tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti dia.

              Ini sudah waktunya istirahat, kepalaku mulai pusing, aku takut kejadian di mimpi benar-benar terjadi lagi di dunia nyata, aku menuju ke kamar mandi dan saat diperjalanan aku melihat 3 orang menghadang jalanku. “Maaf, permisi lewat.” Ujar renica dengan suara lembut, “apa? Beraninya lu ngomong ke kita?” ujar perempuan itu dengan menjambak rambut renica, “lu ngga tau siapa kita?” sambung perempuan itu dengan tatapan sinis, “sa.. sakit, tolong lepaskan aku.” Ujar renica dengan suara merintih kesakitan, “apa?, lepaskan kamu?, hm ada syaratnya cewek manis.” Ujar pria teman wanita itu dengan tatapan yang mengerikan, “ellor lu kok bilang ini cewek manis sih?” ujar perempuan lainnya, “lah kenapa?, astryn lu suka sama gw ya?, ahahaha.” Ejek ellor dengan melipat tangan di dada, astryn pun langsung menampar ellor lalu pergi, “woi astryn gw bercanda!” ujar Ellor sambil lari mengejar Astryn, “awas lu lain kali ya, gw pastiin muka lu jadi sejelek kotoran babi!” ancam perempuan itu dengan bergegas mengejar kedua teman nya. Aku pun bergegas ke kamar mandi dengan keadaan yang berantakan, dan jepit rambut yang sudah rusak, ini adalah satu-satunya peninggalan dari orang yang menyayangiku dengan tulus, tapi sekarang semua itu hancur karenaku.

Aku pun mulai menangis dan menjaga suaraku agar tidak terdengar orang lain. “Nenek maafkan aku” bisik renica kepada jepit rambut itu. Aku mulai merapikan rambutku, dan menyimpan jepit rambut ke saku, aku keluar dari kloset dan menuju ke wastafel untuk membasuh muka, aku menatap kaca dan tersenyum berusaha meyakinkan semuanya akan baik-baik saja, setelah aku pergi, aku merasa ada hal ganjil, aku kembali melihat kaca di wastafel dan ternyata bayangan diriku tidak sinkron dengan diriku sendiri, bayangan itu tetap tersenyum dan matanya seperti menatapku, aku sangat ketakutan dan berfikir itu hanyalah imajinasi, aku menutup mata dan berharap bayanganku kembali normal saat aku membuka mata, tapi setelah aku membuka mata, “halo renica, akhirnya sudah saatnya.” Ucap bayangan misterius itu dengan wajah tersenyum.

Lebih baru Lebih lama